Perkawinan Rasullulah ^_^

 
Perkawinan Rosullulah dengan para janda adalah sebagai bentuk perlindungan sosial dan tanggung jawab atas kelangsungan hidup para istri pahlawan yang pantas mendapatkan kemuliaan karena perjuangan dan jasa mereka dalam mengibarkan panji-panji islam.
Saudah binti Zama’ah ra, setelah ditinggal suaminya Sakran bin Amr al Anshori yang wafat saat kembali dari Habasyah pada hijrah yang ke dua, tinggal seorang diri di Makkah, tanpa pelindung dan tanpa ada yang menghidupi. Terkucil di tengah mayoritas kafir yang selalu mengawasi dan mencari kesempatan untuk mencelakainya. Kondisinya sangat mengenaskan, dan keselamatanya juga mengkhawatirkan.
Rasullulah kemudian mengawini Saudah, janda tua berusia lima puluh lima tahun, sebagai bentuk perlindungan dan penyelamatan diri dari hinaan dan kehancuran yang dapat muncul setiap saat. Saudah mendampingi Rasullulah saw selama lima tahun hingga di panggil Allah swt ke haribaanNya.

Begitu pula dengan Zainab binti Khuzaimah, istri Ubaidah bin Harist bin Abdul Muthalib, salah seorang pahlawan Islam yang terluka pada perang Badar kemudian menghembuskan nafas terakhir di hadapan Rosullulah saw.
Seusai perang dengan kemenangan di pihak muslimin Zainaab, wanita tua gagah berani, berusia enam puluh tahun yang ikut pula berjuang di garis belakang membantu para korban luka-luka, kini hidup seorang diri, tidak ada yang menjaga dan melindungi. Usia lanjut menyulitkan Zainab mengatasi himpitan yang dihadapi. Kehidupan Zainab sangat memilukan terutama untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari yang serba kekurangan. Rosullulah kemudian mengawininya dalam usia enam puluh tahun. Zainab hidup sebagai Ummul Mu’minin selama dua tahun, kemudian meninggal dunia.

Hindun binti Abi Umayyah, termasuk as Saabiquunal Awwaluun. Hijrah ke Habasyah bersama suami Abdullah bin Abdul Asad untuk menyelamatkan diri dari ancaman dan serangan kaum musyrikin Makkah.
Suaminya, Abdullah bin Abdul Asad adalah anak bibi dan juga saudara sesusuan Rasullulah. Sejak kepulangan dari perang Bani Asad, Abdullah tidak pernah meninggalkan tempat tidur, lukanya semakin parah dan beliau meninggal dunia di samping Rasullulah saw.

 Hindun, janda beranak empat : Birrah, Salmah, Imrah dan Durrah, harus bekerja keras untuk menghidupi keempat anaknya. Kondisi mereka sangat mengharukan. Kesulitan demi kesulitan datang silih berganti dan himpitan hidup semakin berat.




To be continue . . .
Sumber : hidayah ‘edisi 65’

Komentar

Postingan Populer